Akhir-akhir ini
Wakatobi mulai sering diguyur hujan. Seperti pagi ini, hujan turun dengan lebat ketika aku hendak
berangkat menuju sekolah. Setelah berpamitan dengan orang rumah, aku pun
mengayuh sepedaku, hendak pergi ke sekolah. Tapi baru sampai beberapa meter
dari rumah, hujan mulai turun. Aku juga sebenarnya sudah menduga bakalan turun
hujan karena terlihat langit begitu
pekat oleh awan hitam ketika aku baru saja membuka pintu belakang rumah. Tapi
demi sebuah pengabdian, kulanjutkan langkahku sebelum akhirnya terhenti oleh
derasnya hujan yang turun. Aku harus kembali kerumah, aku nggak boleh
memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan, apalagi aku hanya menggunakan
sepeda yang tentunya waktu yang ditempuh akan lebih lama, dan itu akan membuatku
basah kuyup sesampai di sekolah.
Setelah menunggu
beberapa menit, hujan terlihat mulai reda. Kubuka pintu depan rumah, langit
sudah mulai cerah meski rintik hujan masih tersisa. Jam di dinding hampir
menuju jam 8.00, aku harus segera menuju sekolah, bertemu dengan
bintang-bintang kecilku.
Aku kemudian
bergegas menuju ke belakang rumah, tempat parkirnya sepeda miniku. Setelah
kembali berpamitan, aku langsung mengayuh sepedaku. Gerimis lembut masih setia
membasahi bumi dan juga membasahi baju dan jilbab oren ku. Tapi tak kuhiraukan. Jalanan lebih sepi dari
biasanya, hanya tampak satu dua kendaraan yang melintas.
Sesampai
disekolah, kuparkir sepeda miniku di tempat parkir yang letaknya tak jauh dari
ruang guru. Belum sempat ku masuk keruang guru, aku langsung menyapa murid
kelas 1 yang lokasi kelasnya berdekatan dengan ruang guru. Untuk masuk ke ruang
guru, harus melewati kelas 1. Setelah menyapa mereka, kuletakkan task u di meja
guru dan kembali menyapa mereka, kali ini untuk mengajar mereka, karena guru mereka
belum datang. Setelah doa dan salam, kutanyakan pada mereka mau belajar apa,
mereka serempak menjawab ingin belajar pengurangan. Aku pun mengabulkan
keinginann mereka.
Kulihat di pojok
kelas ada beberapa kerang kecil, mungkin itu miliknya Irfan, salah satu siswa
kelas 1, aku kemudian emminjam kerang itu nuntuk memperkenalkan konsep
pengurangan pada mereka, agar mereka juga bisa mempraktikkan langsung cara
mengurangi benda-benda yang ada di sekeliling mereka. Jadi tidak hanya dalam
bentuk teori saja. Mungkin sebelumnya guru mereka sudah menjelaskan teori
pengurangan, sehingga tidak sulit bagiku ketika kuajak mereka untuk melakukan
pengurangan dengan menggunakan kerang.
Aku sangat
senang mengajar mereka. Selain masih polos dan unyu-unyu, mereka juga siswa
yang patuh dan penurut. Meski masih ada siswa yang sulit sekali untuk
dikendalikan, seperti Rudi misalnya.menurutku dia merupakan siswa yang paling
susah untuk kukendalikan. Aku pun belum menemukan cara yang tepat untuk bisa
membuat dia mau belajar, tanpa paksaan. Seringkali dia mengganggu
teman-temannya ketika pelajaran sedang berlangsung. Seperti pagi ini, setelah
memberikan soal pengurangan pada mereka, kuajak mereka untuk menempelkan
potongan kertas bekas pada kertas HVS yang sudah kugambar dengan bunga. Semua
murid mengikuti instruksiku, kecuali Rudi. Dia selalu asyik dengan aktifitasnya
sendiri. jalan kesana kemari di dalam kelas, teriak-teriak nggak jelas,
mengganggu siswi-siswi yang lain, dan
bahkan memukul temannya, itulah yang sering dia lakukan di kelas.
Sudah kucoba
berbagai cara untuk bisa menarik perhatian dia agar dia mau menuruti
instruksiku, seperti memberikan pujian, memotivasi dia, dan bahkan sampai
memberikan punishment, tapi sepertinya semua metode itu tak mempan untuk Rudi.
hmmm…aku pun harus selalu sabar dan
kerapkali harus mengelus dada melihat tingkahnya dia. Sebenarnya namanya
Adrian, tapi teman-temannya memamnggil dia Rudi.
Di daerah
tempatku mengabdi ini, siswa-siswaku punya banyak nama. Antara nama di sekolah
dan di rumah berbeda, dan bahkan jauh sekali perbedaan nama mereka. Aku pun
kadang sering dibuat bingung dengan perbedaan nama mereka. Tak hanya
siswa-siswaku, hal ini juga berlaku untuk masyrakat disini. Mereka memiliki
nama panggilan yang bermacam-macam.
Di sekolah aku
memang sering masuk di kelas 1 dan kelas 5. Tapi sejak ada guru PNS pindahan
dari sekolah lain datang kesekolah, aku pun mulai jarang masuk ke kelas 5,
karena sekarang gurunya rajin memantau kelas 5. Dari semua kelas yang ada di
sekolahku ini, aku paling suka mengajar di kelas 1. Seperti yang aku katakan
sebelumnya, selain unyu-unyu mereka juga patuh. Semua ini tak terlepas dari
peran dan bimbingan yang diberikan oleh guru kelas mereka. Dengan sabar dan
telaten sang guru membimbing dan mendidik siswa-siswanya.