Kamis, 10 Oktober 2013

Anak itu…



Aku mengambil sebuah buku berukuran tebal,dengan warna cover ungu ,  buku tentang pembahasan soal latihan ulangan harian untuk anak kelas 3 SD. Sebenarnya aku mencari buku tentang Bank Soal Ujian Nasional SD karena besok pagi akan ada ulangan konten (Materi SD dari kelas 1-6)tapi ternyata tidak ada. 

Aku mengambil tempat duduk pada sebuah kursi hitam  yang menjorok kearah meja coklat persegi panjang , duduk bersama dengan salah satu temanku. Dia sedang sibuk mengerjakan soal latihan matematika, ditemani dengan kertas putih yang sudah dipenuhi oleh coretan. Sementara aku, sibuk membaca buku yang sudah kuambil tadi. Tiba-tiba saja aktifitasku terhenti sejenak ketika salah seorang anak dengan seragam batik motif perpaduan warna hijau tosca dan biru muda. Dia duduk di salah satu kursi yang berada disamping sebuah lemari tempat penitipan tas dan barang pengunjung. Kuperhatikan dia sepintas, entah kenapa seakan mataku terbius untuk terus memperhatikan dia. Mungkin karena jaraknya hanya satu meter di depan  meja tempat dudukku. Ah aku terbawa suara dalam hatiku. Sesekali anak itu melihat kearahku, mungkin dia heran kenapa aku melihatnya. Ehm.. anak itu mengingatkanku pada seseorang, tapi dia lebih putih dan tidak berkacamata. 

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku melihat anak itu, sempat beberapa waktu yang lalu aku melihatnya mengambil nasi di pantry. Aku kembali pada aktifitasku, membaca buku yang ada dihadapanku. Aku  melihat kearahnya lagi, kulihat dia sedang memainkan rubik, tangannya begitu cekatan membolak-balik dan menyusun sisi-sisinya, memadukan warna-warna yang senada , “pasti dia anak yang cerdas”, pikirku. Karena menurutku, orang yang bisa memainkan rubik adalah orang yang cerdas. Hee…iyakah???
Sekali lagi dia melihat kearahku. Mungkin merasakan ada yang aneh, dia memilih untuk pindah dan duduk lesehan di samping rak buku, disamping kiri meja dudukku. Kulihat dia lagi, “ah mirip siapa ya”, tanyaku dalam hati. Kali ini dia sedang asyik membaca buku. Sesekali dia kembali melihat kearahku, aku langsung berpaling, fokus membaca lagi. Beberapa menit kemudian kulihat dia lagi, menyadari aku melihatnya, dia kemudian pindah dan memilih untuk berkumpul bersama teman-temannya yang sedang asyik membaca Koran di lantai yang beralaskan karpet hijau pada ruang perpustakaan itu. 

Aku tertegun sejenak. Aku sebenarnya tidak bermaksud untuk melihatnya, hanya saja berawal dari ketidaksengajaan. Tak ada maksud apa-apa. Hanya karena sosoknya yang mengingatkanku pada seseorang lah yang membuatku  larut untuk melihatnya, dan itupun juga tidak dalam waktu yang lama, hanya dalam hitungan detik saja. Dia adalah salah seorang siswa di sekolah yang ada di dekat asrama ku. Umurnya mungkin masih belasan. 

Aku hanya tertawa sendiri ketika menyadari apa yang sudah kulakukan. Mungkin dia malu dan merasakan ada yang aneh sehingga dia memilih untuk pindah. Hahaa… aku kembali fokus membaca lagi, dan kali ini aku benar-benar fokus. 

Siang itu ruang perpustakaan dipadati oleh anak-anak Sekolah Dasar , tapi dari sekian banyak siswa-siswa yang ada disana, hanya anak itu yang kurasakan kehadirannya paling beda. Entah apa sebabnya…
Ada tanda tanya masih menggelayut dihati tentang sosok anak itu. Semoga suatu saat kutemukan jawabannya. ^^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar