Selasa, 03 Juni 2014

Siswa dalam Perubahan


Mengajarkan bahasa inggris untuk anak SD memang bukanlah perkara mudah, apalagi untuk siswa-siswa yang berada di daerah pelosok negeri yang belum pernah sama sekali mendapatkan materi Bahasa Inggris. Akan sangat asing bagi mereka. Aku pun harus berusaha menyajikan media dan metode menarik dan menyenangkan, yang bisa menarik minat belajar mereka. Karena kalau tidak seperti itu, mereka tidak akan bersemangat dalam belajar. 
 
Seperti hari ini, aku memulai pelajaran dengan apersepsi menggunakan brain gym, uji konsentrasi. Aku menggunakan permainan OPEN CLOSE. Jika aku menyebutkan kata OPEN, siswa harus membuka telapak tangannya yang diangkat keudara, dan jika aku sebutkan kata CLOSE, telapak tangan harus ditutup. Agar suasana kelas lebih hidup, aku pun mengadakan kompetisi. Kubagi mereka menjadi 5 kelompok, sesuai dengan deret bangku mereka. Kelompok yang paling kompak dalam mengikuti instuksi, akan mendapatkan bintang. Mereka pun berlomba untuk menjadi kelompok terkompak. Cara ini berhasil membuat mereka menjadi lebih tertib dan tenang. Dengan cara seperti  ini mereka mau mengikuti instruksi yang kuberikan. Brain gym ini menimbulkan gelak tawa diantara mereka jika ada temannya yang tidak kompak denagn kelompoknya.  

Yusril dan Riko, keduanya merupakan siswa yang memiliki semangat belajar rendah. Tapi kali ini mereka begitu bersemangat, apalagi ketika kuajak berkompetisi. Kini aku  paham apa yang mereka inginkan, aku berharap bisa menemukan cara yang lebih efektif lagi dalam menaklukkan mereka agar kesadaran belajar itu benar-benar berasal dari diri mereka. 

Sudah mulai terlihat perubahan dari mereka. Riko hari ini terlihat lebih rajin. Tanpa kuminta dia membersihkan meja dan tempat dudukkuketika aku memasuki kelas. Aku pun juga menunjukknya sebagai salah satu anggota “seksi keamanan”. Sudah mulai terlihat banyak perubahan darinya. Dia sudah mulai bertanggungjawab. Dia pun tidak terlalu hiperaktif seperti sebelumnya. Ketika kutunjuk menjadi seksi keamanan, kuingatan padanya agar bisa memberikan contoh yang baik untuk teman-temannya. Dia pun mematuhi. Terlihat dia mulai tertib dikelas, meski kadang dia masih belum bisa mengontrol emosi dan egonya. Tapi, bagiku itu merupakan suatu prestasi. Ketika ada temannya yang ribut , maka dia akan mengingatkan temannya untuk tenang dengan cara mengangkat kedua tangan diudara, membentuk seperti payung (simbol untuk diam), seperti yang sudah kucontohkan di depan kelas ketika suasana kelas mulai tak terkendali.
Demikian juga halnya denagn Yusril. Dia mulai terlihat rajin ketika aku mengajaknya menempelkan salah satu display, tentang cita-cita. Dia pun mulai aktif mengikuti pelajaran dieklas, meski kadang masih suka meledek dan mengganggu teman-temannya. 

Yusril dan Riko, merupakan contoh siswa yang sebenarnya memiliki keunikan tersendiri. Mereka bukan tidak mau belajar, hanya saja mereka mengingkan adanya media dan metode menarik, kreatif dan inovatif. Dengan begitu, mereka dengan sukarela mengikuti pelajaran. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar