Kamis, 01 Agustus 2013

Hadiah Kecil untuk Pangeran dan Peri Kecil


Teringat dengan janji pada ponakan dikampung halaman. Rencananya dari kemaren mau beli, tapi belum juga ada waktu untuk keluar. Aktifitas kuliah yang padat dari pagi sampai sore, bahkan sampai menjelang magrib, membuatku jadi sulit untuk keluar.  Ditambah pula aku  gak tau dimana harus beli barang itu. Barang yang menurutku sebenarnya biasa-biasa saja, tapi karna aku sudah janji , jadi aku harus penuhi.


Ketika salah seorang dari pengelola SGI memberitahukan kalau mata kuliah hari ini ditiadakan karna ada sesuatu dan lain hal, mungkin aku orang yang paling senang mendengar kabar itu. Di samping bisa jadi hari libur, juga bisa kumanfaatkan untuk keluar membeli barang itu. Karna dua hari weekend (sabtu dan minggu) kemaren digunakan untuk mengisi mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mau tidak mau, suka tidak suka, yaa harus terima, harus tetap masuk kuliah, meski rencana yang sudah disusun jadi berantakan. Huhuuu…. Aku pikir hari ini akan libur, tapi, pihak pengelola memberitahukan kalau mata kuliahnya akan diganti dengan refleksi Peer Teaching yang diadakan beberapa hari yang lalu. Ya Allah, gagal lagi rencanaku. Untung saja refleksi perkuliahannya hanya setengah hari. Jadi, siangnya bisa lah aku pergi. 

Jarum jam pun sudah menuju ke angka 12 lebih, adzan dzuhur sudah terdengar dari ruang kelas. Sebelum pulang kembali ke asrama, pengelola mengumumkan kalau kami diundang menghadiri acara buka bersama ke sebuah tempat yang aku sendiri gak jelas mendengar nama tempat itu karna aku hanya fokus dengan rencanaku itu. Acaranya diadakan diluar asrama. Aku pun menyusun rencana lain, yang awalnya tadi mau pergi sendirian selesai shalat dzuhur,  tapi mumpung ada undangan keluar, jadi menurutku sekalian saja nanti keluarnya ba’da asar.

Sesampainya di kamar, aku langsung bersiap-siap untuk menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Tak sempat kusentuh mushafku, selesai merapikan mukenah aku pun langsung terbaring di kamar karna rasa kantuk yang menghinggapiku tak bisa kutolak.  Sayup-sayup kudengar suara temanku yang sedang asyik ngobrol, aku pun terbangun. Kulihat jam di hp ku, ternyata sudah jam 15.42. Itu artinya sudah masuk waktu asar. Teman sekamar ku memberitahukan kalau undangan buka barengnya diundur. Hmmm…sepertinya pengelola tadi sudah mengumumkannya, tapi akunya aja yang gak ngudeng., maklumlah gak konsen. Astagaaaa,,,, aku kembali teringat dengan janji itu. Lagi dan lagi rencana yang sudah kubuat tidak berjalan lancar.  Dengan langkah gontai, kuayunkan kakiku menuju kamar mandi, dengan handuk bertengger di pundak kiriku. 

Segar rasanya setelah mandi, sisa kantuk yang menyergap tadi, kini sudah kabuuuurr jauh. Seusai melaksanakan shalat asar, teman ku mengatakan kalau sore ini ada rapat KM SGI V (Keluarga Mahasiswa Sekolah Guru Indonesia Angkatan Kelima), itu nama organisasi kami yang disepakati bersama beberapa minggu yang lalu. Rapat itu akan dihadiri oleh masing-masing ketua Divisi beserta Penanggung Jawab (PJ)  untuk Akhwat. (Apaahh…….??   Pake gaya ALAY bacanya. heee..). Aku harus menghadiri rapat itu karna aku bertugas sebagai salah satu PJ nya.  Haduuuhhh…. Bagaimana ini? Apakah rencanaku gagal lagi sore ini? Aku pun mulai putar otak untuk mencari solusi. Akhirnya aku meminta bantuan  temanku untuk menggantikanku. Meski sebenarnya gak enak hati pada teman-teman karna aku gak hadiri rapat, insyaallah nanti rapat berikutnya harus hadir. 

Jam 16:35, sebelum berangkat, aku mengisi buku keluar yang sudah disediakan di pos satpam. Setiap kali kami keluar dari asrama, kami harus mengisi buku itu sebagai tanda izin. Begitu keluar sampe pintu gerbang, aku menyebrangi jalan dengan dibantu pak satpam, karna sore hari jalanan ramai oleh kendaraan yang lalu lalang. Diseberang sana kulihat  ada seorang wanita yang menaiki  angkot hijau jurusan arah Parung-Merdeka, aku pun ikut naik.

Sekitar tiga kilometer dari asrama, terlihat ada bangunan bertuliskan ATC (Area  Trade Centre). Langsung kuminta berhenti pada supirnya. Setelah membayar tiga ribu perak, kemudian aku masuk ke bangunan itu, berharap menemukan sesuatu yang kucari. Tapi, ternyata nihil. Barangnya cuma sedikit, dan gak ada yang sreg di hati. Aku pun keluar, kemudian kulihat ada apotek, setelah selesai membeli obat aku kembali mencari toko tempat jual barang yang kucari. Hmm…..ternyata susah juga. Tapi aku masih semangat tuk mencari, demi sebuah janji, meskipun tenaga sudah hampir kurang dari separo.
 
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya usahaku membuahkan hasil. Banyak kerumunan orang-orang yang sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Pasar parung-bogor, itulah tempatnya. Ini kali kedua aku mampir kepasar ini, sebelumnya aku pergi dengan teman asramaku. Tapi gak kepikiran turun langung ke pasar, jadinya kan gak perlu jalan kaki. Heee… tapi gak apa-apalah, menambah pengalaman menjelajah. Pasarnya cukup besar dan barang-barangnya pun lengkap, mulai dari makanan, pakaian , mainan, sembako, dll, harganya pun juga terjangkau, yaaahhhh pinter-pinter kita nawar lah.  

Mulai mencari barang utama, sreett….dari arah pintu pasar, lurus sekitar  tiga meter, belok kanan, kulihat ada toko mainan. Setelah bertanya ke penjaga tokonya, akhirnya barang yang kucari itu ada dijual di toko itu. Sebuah jam tangan anak dengan gambar spongebob merah kuning. Jalan untuk memenuhi janjiku kini sudah  terbentang. Sebuah jam tangan yang dipesan oleh ponakan ku, Syafridho  namanya. Ia ingin sekali punya jam tangan  seperti jam tangan temannya. Saat ini dia sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Ia ingin aku yang membelikan untuknya. Padahal di Lombok pun banyak dijual jam tangan. Aku pun gak tega kalau menolak permintaanya dia. Akhir-akhir ini dia mulai sering malas untuk bersekolah. Ibunya mengingatkan dia kalau dia gak mau sekolah, maka dia tak akan dapat jam tangan dariku. Hal sepele mungkin bagiku, sekedar jam tangan, tapi bagi dia, mendapat kiriman dari seorang yang sudah dekat dengan dia adalah hal yang mungkin paling menggembirakan. Tentunya nanti setelah dapat kiriman jam itu, dia akan sangat girang dan memamerkan jam tangan itu ke teman-teman sebanya dia. Seperti yang biasa terjadi ketika aku masih di Lombok, kalau aku ada sedikit rizki, aku pun membelikan mainan kesukaannya, dan dengan bangga dia akan memperlihatkan mainan itu pada yang lain.  





Gak adil rasanya kalau hanya membelikan kiriman  untuk satu ponakan saja, karna aku punya tiga ponakan. Satu cowok, dua cewek. Rencananya mau belikan jam tangan juga, tapi setelah kupikir, sepertinya jam tangan bukan oleh-oleh yang tepat untuk anak usia tiga tahun. Setelah berdiam diri sejenak di tengah keramaian hiruk pikuk pasar, aku pun melangkah menuju tempat jualan sepatu. Kulihat banyak modelnya, warnanya pun juga cantik-cantik. Setelah proses tawar menawar, aku pun membeli dua buah sepatu untuk kedua keponakan cewekku. Sepatu warna merah marun dengan hiasan bunga dari manik-manik yang dijahit dengan sangat detil dan rapi di ujung depannya, sepatu ini untuk keponakan cewekku yang pertama, berumur sekitar tiga tahun. Satu sepatu lagi berwarna merah muda dengan motif boneka khas anak-anak, dan ini untuk keponakanku yang berumur sekitar 8 bulan lebih. Mudah-mudahan sepatunya pas. 





Suara adzan pun terdengar, untuk membatalkan puasa, aku membeli segelas teh dingin dan tahu goreng. Nikmat rasanya, berbuka di tengah keramaian pasar,meski hanya dengan menu alakadar. Mungkin karna aku berada di tengah orang-orang asing dan di tempat yang asing, sehingga ada pengalaman special yang kurasakan dan gak bisa tergambar melalui untaian kata. Waktu menunjukkan pukul 18:26, aku pun segera keluar dari pasar kemudian mencari angkot hijau jurusan parung-merdeka, tapi gak ada kelihatan. Tampak di ujung tepatnya beberapa meter di sebelah kananku, kulihat ada angkot biru jurusan parung-bogor. Angkotnya sepi, baru hanya satu orang penumpangnya, tapi gak apalah, aku naik saja, belum shalat magrib juga. Sekitar lima belas menit perjalanan dari pasar menuju asrama, itu karena angkotnya melaju dengan kencang. Jam 18:35 akupun sampai di gerbang, setelah membubuhi tanda tangan di buku tanda izin keluar, aku langsung menuju kamar. Ingin rasanya langsung rebahan setelah shalat magrib dan berbuka, karna capek sekali rasanya badan ini setelah berjam-jam jalan-jalan menikmati suasana di luar sana. Jam menunjukkan pukul 12 lebih, sudah larut malam, saatnya istirahat, menutup kehidupan sejenak. Semoga esok menjadi hari yang lebih cerah dan lebih bermakna. Aamiin….

Untukmu………. Pangeran dan para Peri kecilku (Syafrido, Annida & Nafisya)

Bogor, 31 Juli 2013, at 12:58 a.m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar