Teringat dengan janji pada ponakan dikampung halaman. Rencananya dari kemaren mau beli, tapi belum juga ada waktu untuk keluar. Aktifitas kuliah yang padat dari pagi sampai sore, bahkan sampai menjelang magrib, membuatku jadi sulit untuk keluar. Ditambah pula aku gak tau dimana harus beli barang itu. Barang yang menurutku sebenarnya biasa-biasa saja, tapi karna aku sudah janji , jadi aku harus penuhi.
Ketika salah seorang dari
pengelola SGI memberitahukan kalau mata kuliah hari ini ditiadakan karna ada
sesuatu dan lain hal, mungkin aku orang yang paling senang mendengar kabar itu.
Di samping bisa jadi hari libur, juga bisa kumanfaatkan untuk keluar membeli
barang itu. Karna dua hari weekend (sabtu dan minggu) kemaren digunakan untuk
mengisi mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Mau tidak mau, suka tidak
suka, yaa harus terima, harus tetap masuk kuliah, meski rencana yang sudah
disusun jadi berantakan. Huhuuu…. Aku pikir hari ini akan libur, tapi, pihak
pengelola memberitahukan kalau mata kuliahnya akan diganti dengan refleksi Peer Teaching yang diadakan beberapa
hari yang lalu. Ya Allah, gagal lagi rencanaku. Untung saja refleksi
perkuliahannya hanya setengah hari. Jadi, siangnya bisa lah aku pergi.
Jarum jam pun sudah menuju ke
angka 12 lebih, adzan dzuhur sudah terdengar dari ruang kelas. Sebelum pulang
kembali ke asrama, pengelola mengumumkan kalau kami diundang menghadiri acara
buka bersama ke sebuah tempat yang aku sendiri gak jelas mendengar nama tempat
itu karna aku hanya fokus dengan rencanaku itu. Acaranya diadakan diluar
asrama. Aku pun menyusun rencana lain, yang awalnya tadi mau pergi sendirian
selesai shalat dzuhur, tapi mumpung ada
undangan keluar, jadi menurutku sekalian saja nanti keluarnya ba’da asar.
Sesampainya di kamar, aku
langsung bersiap-siap untuk menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Tak sempat
kusentuh mushafku, selesai merapikan mukenah aku pun langsung terbaring di
kamar karna rasa kantuk yang menghinggapiku tak bisa kutolak. Sayup-sayup kudengar suara temanku yang
sedang asyik ngobrol, aku pun terbangun. Kulihat jam di hp ku, ternyata sudah
jam 15.42. Itu artinya sudah masuk waktu asar. Teman sekamar ku memberitahukan
kalau undangan buka barengnya diundur. Hmmm…sepertinya pengelola tadi sudah
mengumumkannya, tapi akunya aja yang gak ngudeng.,
maklumlah gak konsen. Astagaaaa,,,, aku kembali teringat dengan janji itu. Lagi
dan lagi rencana yang sudah kubuat tidak berjalan lancar. Dengan langkah gontai, kuayunkan kakiku
menuju kamar mandi, dengan handuk bertengger di pundak kiriku.
Segar rasanya setelah mandi, sisa
kantuk yang menyergap tadi, kini sudah kabuuuurr jauh. Seusai melaksanakan
shalat asar, teman ku mengatakan kalau sore ini ada rapat KM SGI V (Keluarga Mahasiswa
Sekolah Guru Indonesia Angkatan Kelima), itu nama organisasi kami yang
disepakati bersama beberapa minggu yang lalu. Rapat itu akan dihadiri oleh
masing-masing ketua Divisi beserta Penanggung Jawab (PJ) untuk Akhwat. (Apaahh…….?? Pake gaya ALAY
bacanya. heee..). Aku harus menghadiri rapat itu karna aku bertugas sebagai
salah satu PJ nya. Haduuuhhh…. Bagaimana ini? Apakah rencanaku gagal lagi sore ini?
Aku pun mulai putar otak untuk mencari solusi. Akhirnya aku meminta bantuan temanku untuk menggantikanku. Meski
sebenarnya gak enak hati pada teman-teman karna aku gak hadiri rapat,
insyaallah nanti rapat berikutnya harus hadir.
Jam 16:35, sebelum berangkat, aku
mengisi buku keluar yang sudah disediakan di pos satpam. Setiap kali kami
keluar dari asrama, kami harus mengisi buku itu sebagai tanda izin. Begitu
keluar sampe pintu gerbang, aku menyebrangi jalan dengan dibantu pak satpam,
karna sore hari jalanan ramai oleh kendaraan yang lalu lalang. Diseberang sana
kulihat ada seorang wanita yang menaiki angkot hijau jurusan arah Parung-Merdeka, aku
pun ikut naik.
Sekitar tiga kilometer dari
asrama, terlihat ada bangunan bertuliskan ATC (Area Trade Centre). Langsung kuminta berhenti pada
supirnya. Setelah membayar tiga ribu perak, kemudian aku masuk ke bangunan itu,
berharap menemukan sesuatu yang kucari. Tapi, ternyata nihil. Barangnya cuma
sedikit, dan gak ada yang sreg di
hati. Aku pun keluar, kemudian kulihat ada apotek, setelah selesai membeli obat
aku kembali mencari toko tempat jual barang yang kucari. Hmm…..ternyata susah
juga. Tapi aku masih semangat tuk mencari, demi sebuah janji, meskipun tenaga
sudah hampir kurang dari separo.
Setelah berjalan cukup jauh,
akhirnya usahaku membuahkan hasil. Banyak kerumunan orang-orang yang sedang
sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Pasar parung-bogor, itulah tempatnya.
Ini kali kedua aku mampir kepasar ini, sebelumnya aku pergi dengan teman
asramaku. Tapi gak kepikiran turun langung ke pasar, jadinya kan gak perlu jalan
kaki. Heee… tapi gak apa-apalah, menambah pengalaman menjelajah. Pasarnya cukup
besar dan barang-barangnya pun lengkap, mulai dari makanan, pakaian , mainan,
sembako, dll, harganya pun juga terjangkau, yaaahhhh pinter-pinter kita nawar
lah.
Mulai mencari barang utama, sreett….dari arah pintu pasar, lurus
sekitar tiga meter, belok kanan, kulihat
ada toko mainan. Setelah bertanya ke penjaga tokonya, akhirnya barang yang
kucari itu ada dijual di toko itu. Sebuah jam tangan anak dengan gambar spongebob
merah kuning. Jalan untuk memenuhi janjiku kini sudah terbentang. Sebuah jam tangan yang dipesan
oleh ponakan ku, Syafridho namanya. Ia
ingin sekali punya jam tangan seperti
jam tangan temannya. Saat ini dia sedang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak. Ia
ingin aku yang membelikan untuknya. Padahal di Lombok pun banyak dijual jam
tangan. Aku pun gak tega kalau menolak permintaanya dia. Akhir-akhir ini dia
mulai sering malas untuk bersekolah. Ibunya mengingatkan dia kalau dia gak mau
sekolah, maka dia tak akan dapat jam tangan dariku. Hal sepele mungkin bagiku,
sekedar jam tangan, tapi bagi dia, mendapat kiriman dari seorang yang sudah dekat
dengan dia adalah hal yang mungkin paling menggembirakan. Tentunya nanti
setelah dapat kiriman jam itu, dia akan sangat girang dan memamerkan jam tangan
itu ke teman-teman sebanya dia. Seperti yang biasa terjadi ketika aku masih di
Lombok, kalau aku ada sedikit rizki, aku pun membelikan mainan kesukaannya, dan
dengan bangga dia akan memperlihatkan mainan itu pada yang lain.
Gak adil rasanya kalau hanya membelikan
kiriman untuk satu ponakan saja, karna
aku punya tiga ponakan. Satu cowok, dua cewek. Rencananya mau belikan jam
tangan juga, tapi setelah kupikir, sepertinya jam tangan bukan oleh-oleh yang
tepat untuk anak usia tiga tahun. Setelah berdiam diri sejenak di tengah
keramaian hiruk pikuk pasar, aku pun melangkah menuju tempat jualan sepatu.
Kulihat banyak modelnya, warnanya pun juga cantik-cantik. Setelah proses tawar
menawar, aku pun membeli dua buah sepatu untuk kedua keponakan cewekku. Sepatu
warna merah marun dengan hiasan bunga dari manik-manik yang dijahit dengan
sangat detil dan rapi di ujung depannya, sepatu ini untuk keponakan cewekku
yang pertama, berumur sekitar tiga tahun. Satu sepatu lagi berwarna merah muda
dengan motif boneka khas anak-anak, dan ini untuk keponakanku yang berumur
sekitar 8 bulan lebih. Mudah-mudahan sepatunya pas.
Suara adzan pun terdengar, untuk
membatalkan puasa, aku membeli segelas teh dingin dan tahu goreng. Nikmat
rasanya, berbuka di tengah keramaian pasar,meski hanya dengan menu alakadar.
Mungkin karna aku berada di tengah orang-orang asing dan di tempat yang asing,
sehingga ada pengalaman special yang kurasakan dan gak bisa tergambar melalui
untaian kata. Waktu menunjukkan pukul 18:26, aku pun segera keluar dari pasar
kemudian mencari angkot hijau jurusan parung-merdeka, tapi gak ada kelihatan.
Tampak di ujung tepatnya beberapa meter di sebelah kananku, kulihat ada angkot
biru jurusan parung-bogor. Angkotnya sepi, baru hanya satu orang penumpangnya,
tapi gak apalah, aku naik saja, belum shalat magrib juga. Sekitar lima belas
menit perjalanan dari pasar menuju asrama, itu karena angkotnya melaju dengan
kencang. Jam 18:35 akupun sampai di gerbang, setelah membubuhi tanda tangan di
buku tanda izin keluar, aku langsung menuju kamar. Ingin rasanya langsung
rebahan setelah shalat magrib dan berbuka, karna capek sekali rasanya badan ini
setelah berjam-jam jalan-jalan menikmati suasana di luar sana. Jam menunjukkan pukul 12 lebih, sudah larut malam, saatnya
istirahat, menutup kehidupan sejenak. Semoga esok menjadi hari yang lebih cerah
dan lebih bermakna. Aamiin….
Untukmu………. Pangeran dan para Peri kecilku (Syafrido, Annida &
Nafisya)
Bogor, 31 Juli 2013, at 12:58
a.m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar