Pada
tahap pertama ini, micro teaching
dilakukan oleh setiap mahasiswa SGI secara individu. Dari hasil micro
teaching tersebut, terdapat beberapa komentar dan masukan dari para pengelola
SGI (Bapak Asep, Mba Cicih, dan Mba Yuli). Berikut beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan hasil micro teaching pertama mahasiswa SGI
sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan pada micro teaching selanjutnya.
1. Perangkat
pembelajaran
Rencana
Pelaksaan Pembelajaran (RPP) sebagai perangkat pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran memiliki peranan
yang sangat penting sebelum memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pada micro
teaching kali ini, masih banyak terdapat RPP yang belum sesuai antara Perencanaan dan
Pelaksanaannya. Pembuatan RPP yang juga masih belum sesuai dengan yang
diharapkan, dimana apersepsi disajikan
belum dapat mengkondisikan siswa dalam keadaan siap untuk belajar dan menerima
materi (alfazone), meski sudah ada beberapa mahasiswa yang menggunakan ice breaking berupa lagu.
Disamping
itu, belum terdapat adanya komitmen antara guru dan murid sebelum memulai
proses pembelajaran (pre-teach). Science setting yang disajikan juga masih
belum mewakili materi yang akan diajarkan.
2. Pengelolaan
kelas
Belum
terlihat adanya interaksi yang mencerminkan interaksi antara guru dan murid, mahasiswa
masih belum menganggap audience nya sebagai muridnya, kesan sebagai teman masih
terasa, meskipun audience nya sudah bersikap layaknya anak-anak SD.
Penguasaan
kelas yang kurang kondusif, dimana mahasiswa yang betindak sebagai guru tidak
menegur murid yang mengganggu temannya, dan juga mengabaikan murid-murid yang
mau bertanya.
3. Manajemen
waktu
Dengan
waktu yang terbatas, yaitu 15 menit, mahasiswa diharapkan bisa menggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya untuk mengajar. Tapi, dari hasil evaluasi, masih
banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya pada ice breaking sehingga ketika waktu habis, materi belum sepenuhnya
disampaikan. Hal ini mengakibatkan belum terjadi proses pembelajaran, dimana
indikator keberhasilan dari proses pembelajaran adalah siswa yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu, yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, yang sebelumnya
belum paham menjadi paham.
4. Media
Pembelajaran
Kebanyakan
mahasiswa masih menggunakan media slide, hanya satu mahasiswa yang tidak
menggunakan slide. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum mampu memanfaatkan
potensi dan daya kreatifitas yang mereka miliki. Dari masukan Pak Asep, guru
hendaknya harus mengetahui setiap kelemahan dan kelebihan yang mereka miliki
terutama dalam hal mengajar, sehingga guru bisa meminimalisasi
kelemahan-kelemahannya dan mengembangkan kelebihan-kelebihannya. Tambahan
masukan dari Mba Cicih, yaitu ada 4 aspek yang perlu diperhatikan dalam
mengajar; melihat, mendengar, melakukan,
menuliskan. Menurut beliau, media dan metode yang digunanakan oleh
mahasiswa yaitu masih mengacu pada tujuan untuk proses melihat dan mendengar,
belum pada proses melakukan dan menuliskan. Dan untuk ke depannya,
diharapkan penggunaan slide bisa dikurangi. Mahasiswa bisa menggunakan media
lain, seperti media gambar, realia, ataupun benda-benda konkret yang mendukung
proses pembelajaran.
Bogor, 10 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar